- Back to Home »
- Tren Behel atau Kawat Gigi, Bahaya atau Tidak?
Posted by : Akhmadghifari.blogspot.com
Jumat, 28 Februari 2014
Tren kawat Gigi atau behel sudah tidak asing lagi
bagi kita, terlebih di kalangan para remaja (pelajar) Ibukota. Hal ini tidak
lepas dari gaya hidup yang ‘aneh’. Benda yang berfungsi untuk merapikan
susunan gigi, kini menjadi sebuah tren fesyen. Kata anak zaman sekarang, kalau
tidak pasang behel itu enggak gaul.
Di Indonesia, penggunaan kawat gigi baru dimulai pada1980-an
dan semakin populer pada awal 2000-an hingga sekarang. Artinya, mengenakan
behel sudah menjadi tren disemua lapisan masyarakat. Baik usia tua, muda,
bahkan di kalangan anak-anak.
Dahulu jika ingin menggunakan kawat gigi, kita harus ke
dokter spesialis gigi dan membayar dengan harga mahal. Namun, sekarang kita
bisa mendapatkannya dengan harga murah dan tanpa harus ke dokter spesialis
gigi. Cukup mengunjungi salon kecantikan atau bisa membelinya di kios-kios di
pasar lokal dan bisa juga membeli secara online, seseorang bisa
memasang behel.
Untuk menggunakan kawat gigi palsu, Anda hanya menekan kawat
dengan ukuran yang diinginkan, masukkan ujung kawat ke dua geraham gigi Anda.
Namun, kawat gigi palsu mempunyai sisi negatif. Menggunakan behel palsu dalam
waktu lama bisa memunculkan risiko kesehatan.
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan
Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), Dr. Zaura Rini Anggraeni, pemasangan kawat
gigi yang dilakukan tukang gigi menimbulkan beragam efek samping yang ringan
hingga berat. Efek ringan seperti merusak posisi gigi, tulang yang
memegang gigi akan rusak dan bisa membuat gigi goyang. Jika gigi sudah goyang
tidak bisa dicetak lagi. Efek beratnya adalah pengguna kawat gigi bisa tertular
penyakit mulai dari hepatitis hingga HIV/AIDS.